
Kesehatan sebuah merek (brand) harus dievaluasi secara berkala untuk memastikan ia tetap relevan, konsisten, dan resonan di mata pasar. Proses diagnosis ini dikenal sebagai audit merek, yang idealnya mencakup dua dimensi penting: internal dan eksternal. Melakukan Audit Merek Internal dan eksternal secara komprehensif adalah langkah fundamental untuk mencapai akurasi data yang diperlukan dalam perumusan strategi pemasaran yang efektif. Tujuan utama dari kedua jenis audit ini adalah mencari keselarasan: apakah janji merek yang dikomunikasikan oleh perusahaan selaras dengan pengalaman yang dirasakan oleh pelanggan dan apakah semua stakeholder internal memahami inti dari merek tersebut. Keberhasilan audit merek sangat bergantung pada metodologi yang sistematis dan analisis yang mendalam.
Tahap pertama dimulai dengan Audit Merek Internal. Proses ini berfokus pada pemahaman bagaimana merek dilihat dari dalam organisasi. Metode yang umum digunakan meliputi wawancara mendalam dengan key executives (manajemen kunci) dan survei tertutup kepada karyawan dari berbagai departemen (pemasaran, penjualan, human resources). Pertanyaan kuncinya adalah: Apa misi, nilai, dan janji unik merek yang Anda pahami? Data ini dikumpulkan untuk mengukur pemahaman dan komitmen karyawan terhadap merek tersebut (brand advocacy). Sebagai contoh, jika survei yang dilakukan tim Human Resources pada tanggal 7 Maret 2025 menunjukkan bahwa 45% staf garis depan merasa mereka tidak memiliki cukup informasi tentang pembaruan produk, ini menandakan adanya disonansi komunikasi internal yang harus diperbaiki. Audit Merek Internal juga mencakup peninjauan semua aset merek internal, seperti panduan gaya merek (brand style guide), materi pelatihan, dan komunikasi perusahaan.
Tahap kedua beralih ke audit eksternal, yang berfokus pada bagaimana merek dilihat oleh pasar. Tahapan ini sangat bergantung pada pengumpulan data dari luar perusahaan. Data ini dikelompokkan menjadi tiga area utama:
Data yang dikumpulkan dari audit eksternal tersebut, terutama dari social listening dan analisis media digital, sangat krusial. Perangkat lunak analitik digunakan untuk memantau seberapa sering dan dalam konteks apa merek perusahaan disebutkan oleh media, influencer, dan konsumen di media sosial. Hasil dari Audit Merek Internal dan eksternal kemudian disatukan untuk dianalisis. Jika audit internal menunjukkan perusahaan bertekad sebagai merek “ramah lingkungan” tetapi audit eksternal menunjukkan sentimen negatif di media sosial karena laporan pembuangan limbah pada kuartal sebelumnya, maka ada kesenjangan integritas merek yang harus segera diatasi. Laporan akhir audit ini, yang disajikan kepada Dewan Direksi pada jam 09.00 WIB, menjadi dasar untuk merevisi positioning merek, memperbaiki inkonsistensi komunikasi, dan memperkuat hubungan merek dengan konsumen.